Paraphalaenopsis, "almost a Phalaenopis"
Paraphalaenopsis merupakan genus yang dipecah dari Phalaenopsis. Walau secara morfologis mirip, namun karena daunnya yang berbeda yang berbentuk silinder dan panjang menyerupai ekor tikus, yang membuat species-species genus ini disebut "anggrek buntut tikus. Perbedaan lain adalah petal bunganya, serta perbungaannya.
Sampai saat ini Genus ini hanya beranggotakan 4 species yaitu Paraphalaenopis denevei, Paraphalaenopsis laycockii, Paraphalaenopsis labukensis dan Paraphalaenopsis serpentilngua. Tercatat 1 hibrida alami yaitu Paraphalaenopsis × thorntonii [ persilangan P. denevei × P. serpentilingua ] namun datanya belum dapat di konfirmasi (Wikipedia).
P. denevei (J.J. Sm.) A.D. Hawkes 1963 Orchidspecies.com |
P. laycockii (M.R. Hend.) A.D. Hawkes 1963 Orchidspecies.com |
P. serpentilingua (J.J. Sm.) A.D. Hawkes 1963 Orchidspecies.com |
P. labukensis [P.S. Shim] A. Lamb & C.L. Chan. 1981 Orchidspecies.com |
Phalaenopsis x thorntonii : Hibrida alami Royal Botanic Gardens, Kew |
Perlu keseriusan dan perhatian dari kita semua untuk dapat menjadikan species-species anggrek ini sebagai kekayaan alam Indonesia. Perbatasan darat dengan Malaysia misalnya, menyebabkan perpindahan jenis ini sangat mudah. Apalagi Malaysia termasuk serius dalam membudidayakan jenis-jenis anggrek alam untuk keperluan komersial. P. denevei yang berasal dari Kab.Sintang contohnya, hampir tidak bisa ditemukan lagi dihabitat aslinya. Pembukaan hutan dan penjarahan jenis-jenis anggrek yang tidak terkontrol mengakibatkan banyak anggrek alam kalimantan terancam keberadaannya.
Referensi
-
-
-
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.